DISLOKASI
Definisi :
Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (brunner&suddarth)
Kelurnya (bercerainya)kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000)
Klasifikasi :
- Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
- Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.
- Dislokasi traumatic
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan)
Etiologi :
- Tidak diketahui
- Faktor predisposisi
- akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.
- Trauma akibat kecelakaan.
- Trauma akibat pembedahan ortopedi
- Terjadi infeksi disekitar sendi.
Manifestasi Klinis
- Nyeri
- perubahan kontur sendi
- perubahan panjang ekstremitas
- kehilangan mobilitas normal
- perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
- deformitas
- kekakuan
Pemeriksaan diagnostic
- foto X-ray
untuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur.
- foto roentgen
Penata laksanaan :
- Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat.
- Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi.
- Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil.
- beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
- memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.
Askep :
- Pengkajian
- identitas dan keluhan utama
- riwayat penyakit lalu
- riwayat penyakit sekarang
- riwayat masa pertumbuhan
- pemeriksaan fisik terutama masalah persendian : nyeri, deformitas, fungsiolesa mis: bahu tidak dapat endorotasi pada dislokasi anterior bahu.
- Diagnosa Keperawatan
- Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan discontinuitas jaringan
- Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat mobilisasi
- Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
- Gangguan bodi image berhubungan dengan deformitas dan perubahan bentuk tubuh.
- Intervensi
Dx 1
- kaji skala nyeri
- berikan posisi relaks pada Px
- ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
- kolaborasi pemberian analgesic
Dx 2
- kaji tingkat mobilisasi Px
- berikan latihan ROM
- anjurkan penggunaan alat Bantu jika diperlukan
Dx. 3
- Bantu Px mengungkapkan rasa cemas atau takutnya
- Kaji pengetahuan Px tentangh prosedur yang akan dijalaninya.
- Berikan informasi yang benar tentang prosedur yang akan dijalani Px
Dx 4
- kaji konsep diri Px
- kembangkan BHSP dengan Px
- Bantu Px mengungkapkan masalahnya
- Bantu Px mengatasi masalahnya.
- kaji respon klien terhadap aktifitas
- kaji TTV setelah melakukan aktifitas
- mengajarkan gerak aktif pasif
- monitor tonus otot
Dx. 3
- kaji pola defekasi
- jelaskan pentingnya diet tinggi serat
- ajarkan bowel training
- rubah posisi sesering mungkin
- dorong intake cairan peroral ± 6-10 gelas perhari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar