Minggu, 16 Oktober 2011

DISLOKASI


DISLOKASI
Definisi :
Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (brunner&suddarth)
Kelurnya (bercerainya)kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000)
Klasifikasi :
  1. Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
  1. Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.
  1. Dislokasi traumatic
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan)
Etiologi :
  1. Tidak diketahui
  2. Faktor predisposisi
  1. akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.
  2. Trauma akibat kecelakaan.
  3. Trauma akibat pembedahan ortopedi
  4. Terjadi infeksi disekitar sendi.
Manifestasi Klinis
  1. Nyeri
  2. perubahan kontur sendi
  3. perubahan panjang ekstremitas
  4. kehilangan mobilitas normal
  5. perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
  6. deformitas
  7. kekakuan
Pemeriksaan diagnostic
  1. foto X-ray
untuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur.
  1. foto roentgen
Penata laksanaan :
  1. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat.
  2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi.
  3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil.
  4. beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
  5. memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.
Askep :
  1. Pengkajian
  1. identitas dan keluhan utama
  2. riwayat penyakit lalu
  3. riwayat penyakit sekarang
  4. riwayat masa pertumbuhan
  5. pemeriksaan fisik terutama masalah persendian : nyeri, deformitas, fungsiolesa mis: bahu tidak dapat endorotasi pada dislokasi anterior bahu.
  1. Diagnosa Keperawatan
  • Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan discontinuitas jaringan
  • Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat mobilisasi
  • Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
  • Gangguan bodi image berhubungan dengan deformitas dan perubahan bentuk tubuh.
  1. Intervensi
Dx 1
  • kaji skala nyeri
  • berikan posisi relaks pada Px
  • ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
  • kolaborasi pemberian analgesic
Dx 2
  • kaji tingkat mobilisasi Px
  • berikan latihan ROM
  • anjurkan penggunaan alat Bantu jika diperlukan
Dx. 3
  • Bantu Px mengungkapkan rasa cemas atau takutnya
  • Kaji pengetahuan Px tentangh prosedur yang akan dijalaninya.
  • Berikan informasi yang benar tentang prosedur yang akan dijalani Px
Dx 4
  • kaji konsep diri Px
  • kembangkan BHSP dengan Px
  • Bantu Px mengungkapkan masalahnya
  • Bantu Px mengatasi masalahnya.
  • kaji respon klien terhadap aktifitas
  • kaji TTV setelah melakukan aktifitas
  • mengajarkan gerak aktif pasif
  • monitor tonus otot
Dx. 3
  • kaji pola defekasi
  • jelaskan pentingnya diet tinggi serat
  • ajarkan bowel training
  • rubah posisi sesering mungkin
  • dorong intake cairan peroral ± 6-10 gelas perhari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pelatihan BT&CLS RS.Dustira pelatihan BT&CLS RS.Dustira Instaldik RS. Dustira bekerjasama dengan Yayasan Ambulan Gawa...