Senin, 17 Oktober 2011

diagnosa dan penatalaksanaan fraktur




fraktur ata patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh tekanan tulang yang berlebihan biasanya disertai dengan cedera di daerah sekitar.


jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh
  • arah kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang
  • usia penderita 
  • kelenturan tulang
  • dan jenis tulang
jenis fraktu
  1. lengkap (semuanya patah)
  2. tidak lengkap (sebagian masih utuh)

    diagnosa fraktur
    1. anamnesis ada trauma, kapan terjadi? bagaimana nyerinya?
    2. pemeriksaan umum
    3. pemeriksaan status lokasi -inspeksi: deformitas,bengkak, ada luka/tidak ada laserasi/tidak ada perubahan warna kulit. -palpasi:nyeri tekan,krepitasi , as druk pain
    4. pemeriksaan penunjang 
    • tomografi , misalnya pada fraktur vertebra,dan kondylus tibia.
    • ct-scan
    • MRI
    • radioisotop scanning
    perbaikan jaringan dan penyembuhan luka
    1.fase hematoma
    2.fase proliferatif
    3.fase pembentukan kalus
    4.fase konsolidasi
    5.fase remodeling


    waktu penyembuhan fraktur tergantung dari
    1.umur penderita
    2.lokasi dan konfigurasi fraktur
    3.pergeseran awal fraktur
    4.vaskularisasi pada kedua fragmen.
    5.reduksi serta immobilisasi
    6.waktu immobilisasi
    7.ruang diantara kedua fragmen serta interposisi oleh jaringan lunak.
    8.adanya infeksi
    9.caitan synovial
    10.gerakan aktif dan pasif anggota gerak juga mempengaruhi.

    penyembuhan abnormal pada fraktur
    1.malunion
    sembuh pada saatnya, deformitas bentuk angulasi,varus atau valgus,rotasi,pendek atau union menyilang.
    2.delayed union
    tidak sembuh selama 3 bulan pada extremitas atas dan 5 bulan pada extremitas bawah
    3.non union
    tidak sembuh selama 6 sampai 8 bulan, tidak terbentuk konsolidasi, sehingga terbentuk pseudoartosis

    tujuan pengobatan fraktur:
    1.menghilangkan nyeri
    2.mendapatkan dan mendapatkan posisi yang memadai, dari fragmen fraktur.
    3.mengharapkan dan mengusahakan union
    4.mengembalikan posisi secara optimal dengan cara memperthankan fungsi otot dan sendi,mencegah atrofi otot,adhesi dan kekakuan sendi,mencegah terjadinya komplikasi seperti dekubitus,trombosis vena, infeksi saluran kencing, serta pembentukan batu ginjal.
    5.mengembalikan fungsi secara maksima merupakan tujuan akhir dari pengobatan fraktur.

    prinsip umum pengobatan fraktur
    1.jangan membuat keadaan menjadi lebih jelek.
    2.pengobatan berdasarkan diagnosa dan prognosis yang akurat
    3.seleksi pengobatan dengan tujuan khusus.
    4.bersifat realistis dan praktis dalam memilih pengobatan
    5seleksi pengobatan sesuai dengan penderita secara individual.

    urutan menangani pasien fraktur:
    1.pertolongan pertama:
    basic life support,resusitasi kardiorespirasi, pada cedera muskuloskeletal dilakukan splinting.
    ATLS (advance trauma life support) termasuk primary survei dan secondary survei,
    a: airways
    b:breathing
    c:circulation
    d:disability
    e:exposure
    2.pengangkutan
    3.terapi syok, perdarahan dan cedera yang berkaitan.


    penatalaksanaan prinsip 4r:
    1.recognition
    diagnosis penilaian fraktur:
    1.pada awal pengobatan perlu diperhatikana.
    a.lokalisasi fraktur
    b.bentuk fraktur
    c.menetukan teknik  yang sesuai untuk pengobatan
    d.komplikasi yang mugkin terjadi selama dan sesudah pengobatan.

    2.reduction / reduksi fraktur apabila perlu.
    posisi yang baik adalah:
    1.alignment yang sempurna
    2.aposisi yang sempurna

    dua metode reduksi:
    1. reduksi terbuka
    2. reduksi tertutup.
    3. retention:
    imobilisasi fraktur:
    • 1.traksi kontinu
    • 2.pembebatan dengan gips
    • 3.pemakaian penahanan fungsional
    • 4.fiksasi internal
    • 5.fiksasi eksternal
    4.rehabilitasi


    1.traksi kontinu
    macam traksi berdasarkan mekanisme traksi
    traksi menetap
    traksi berimbang
       Dua jenis pemasangan traksi
    • traksi menetap 
    • traksi berimbang
       dua jenis pemasangan traksi
    • traksi kulit
    • traksi tullang
    2.pembebatan dengan gips:
    salah satu pengobatan konservative pilihan pada fraktur
    3.pemakaian penahanan fungsional:
    memasang gips pada badan tulang sehingga sendi dapa bebas bergerak.
    4. fiksasi internal
    fragmen tulang dapat diikat dengan skrup,pen, atau paku pengikat,plat logam yang diikat dengan skrup,paku intramedular yang panjang (dengan atau tanpa skrup pengunci) , ciscumferential bands, atau kombinasi dari metode ini.
    5. fiksasi eksternal
    fraktur dipertahankan dengan skrup pengikat atau kawat penekan yang melalui tulang diatas dan dibawah fraktur, dan dilekatkan pada suatu kerangka luar.

    4.rehabilitasi
    tujuannya adalah mengembangkan aktivitas fungsional semaksimal mungkin
    • rehabilitasi: mengembangkan aktifitas funsinal semaksimal mungkin
    • diperlukan tindakan rehabilitasi untuk mencegah disuse athrophy dan kekakuan sendi distal dari tulang yang fraktur dengan melaksankan aktif isometrik exercise.
    fraktur tertutup:
    metode pengobatan fraktur pada umumnya dibagi dalam:

    1.konservativ
    2.reduksi tertutup dengan fiksasi interna dan fiksasi perkutan dengan K-wire
    3. reduksi terbuka dan fiksasi interna (ORIF) atau dengan fiksasi eksterna (OREF)
    4.eksisi fragmen tulang dan pergantian dengan protesis.

    METODE KONSERVATIV
    1.proteksi semata-mata (tanpa reduksi atau imobilisasi)
    2.imobilisasi dengan bidai eksterna tanpa reduksi
    3.reduksi tertutup dengan manipulasi dan imobilisasi imobilisasi eksterna, mempergunakan gips
    4.reduksi berlanjut dengan traksi berlanjut diikuti dengan imobilisasi
    5. reduksi tertutup dengan traksi berlanjut diikuti dengan imobilisasi
    6. reduksi tertutup dengan traksi kontinu dan countertraksi.

    ORIF (open reduction internal fixation)
    indikasi:
    1. fraktur intraartikuler
    2. reduksi tertutup yang mengalami kegagalan
    3. terdapat interposisi jaringan diantara kedua fragment
    4. diperlukan fiksasi rigid.
    5. terdapat fraktur dislokasi yang tidak dapat direduksi secara baik dengan reduksi tertutup.
    6. fraktur terbuka
    7. terdapat kontraindikasi pada mobilisasi sedangkan sedangkan dibutuhkan mobilisasi yang cepat.
    8. eksisi fragmen yang kecil
    9. eksisi fragment tulang yang kemungkinan mengalami nekrosis avaskuler.
    10. fraktur avulsi
    11. fraktur epifisis tertentu pada grade 3 dan 4 pada anak2.
    12. fraktur multiple
    13. untuk mempermudah perawatan penderita.

    OREF (open reduction external fixation)
    indikasi
    1. fraktur terbuka pada grade 2 dan 3
    2. fraktur terbuka disertai hilangnya jaringan atau tulang yang hebat.
    3. fraktur dengan infeksi atau infeksi pseudoartritis.
    4. fraktur infeksi yang kontraindikasi dengan ORIF
    5. fraktur yang miskin jaringan ikat.
    6. nonunion
    7. kadang2 pada fraktur bagian bawah penderita DM
    8. fraktur dengan gangguan neurovaskuler.
    9. fraktur kominutif
    10. fraktur pelvis
    11. fraktur multiple

    KLASIFIKASI FRAKTUR TERBUKA
    1. type 1, lukia biasanya kecil <1cm luka tusuk yang bersih pada tulang menonjol keluar. terdapat sedikit kerusakan pada jaringan lunak, tanpa penghancuran dan fraktur tidak kominutif
    2. type 2 luka 1<x<10 cm tetapi tidak ada penutup kulit. tidak banyak terdapat kerusakan jaringan lunak, dan tak lebih dari pada kehancuran atau kominusi fraktur tingkat sedang.
    3. type 3 a, luka lebar lebih dari 10 cm tulang yang mengalami fraktur mungkin dapat ditutupi  secara memadai oleh jaringan lunak.
    4. type 3b. tulang yang mengalami fraktur tidak ditutupi jaringan lunak dan malah terdapat pelepasan periosteum selain kominutif yang berat
    5. terdapat cedera arteri yang dapat diperbaiki.

    PRINSIP DASAR PENGELOLAAN FRAKTUR TERBUKA
    1. obati fraktur terbuka dengan satu kegawatan
    2. ada evaluasi awal dan diagnosis akan adanya kelainan yang dapat menyebabkan kematian.
    3. berikan antibiotik dalam ruang gawat darurat, dikamar operasi dan setelah operasi.
    4. segera dilakukan debridement dan irigasi yang baik
    5. ulangi debridement 24-72 jam berikut.
    6. stabilisasi fraktur
    7. biarkan luka terbuka 5 sampai 7 hari.
    8. lakukan bone graft autogenous secepatnya.
    9. rehabilitasi anggota gerak yang terkena.

    TAHAP-TAHAP  PENGOBATAN FRAKTUR TERBUKA
    1. Pembersihan luka
    2. eksisi jaringan yang mati dan tersangka mati
    3. pengobatan fraktur itu sendiri
    4. penutupan kulit
    5. pemberian antibiotika
    6. pencegahan tetanus
    amputasi diindikasikan pada
    1. extremitas yang udah noviable.
    2. pasien menderita shock dan trauma multisystem dan hal tersebut tidak bisa ditoleransi dengan prosedur penyelamatan yang lama atau terjadi pendarahan hebat.
    3. pasien dengan riwayat  sakit kronis misalnya diabetes melitus dan penyakit vaskuler yang mungkin menurunkan peluang  keberhasilan untuk dilakukan penyelamatan.
    4. tim bedah yakin bahwa waktu, kesakitan dan hasil dari rekontruksi fungsional yang diperlukan pasien tidak akan sanggup untuk mendapatkan atau tidak menginginkannya

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    pelatihan BT&CLS RS.Dustira pelatihan BT&CLS RS.Dustira Instaldik RS. Dustira bekerjasama dengan Yayasan Ambulan Gawa...